Universitas Nusa Cendana (Undana) menjalin kolaborasi strategis dengan PT Astanawa Provictus Agri untuk mengembangkan budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Semau.
Kolaborasi ini diresmikan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua pihak. Penandatanganan dilakukan oleh Prof. Maxs U. E. Sanam selaku Rektor Undana bersama denga jajaran direksi PT Astanawa Provictus Agri.
Dalam sambutannya, Prof. Maxs menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi kelautan NTT secara optimal.
“Budidaya rumput laut adalah sesuatu yang sangat kami impikan di wilayah ini. Kami sangat antusias untuk berkolaborasi, berbagi sumber daya, dan memberdayakan masyarakat dalam pengembangan potensi yang besar ini,” tegasnya.
Direktur PT Astanawa Provictus Agri, Heru Sutantyo, menekankan tujuan utama kolaborasi ini adalah meningkatkan produktivitas budidaya rumput laut sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat Pulau Semau.
“Kami ingin memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan pelatihan, akses teknologi, dan pendampingan langsung. Ini adalah langkah besar untuk mendorong ekonomi kelautan di NTT,” ungkap Heru.
Kolaborasi ini memiliki tiga fokus yang menjadi tujuan utama yaitu:
1. Peningkatan kualitas dan produktivitas rumput laut
Dengan dukungan peneliti Undana, kualitas rumput laut di Pulau Semau akan ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global
2. Pemberdayaan masyarakat lokal
Masyarakat setempat akan diberikan pembekalan dan pelatihan mengenai teknik budidaya modern, pengolahan produk, serta akses ke pasar
3. Meningkatkan nilai ekonomi komoditas
Kerja sama ini juga mencakup inovasi pengolahan rumput laut untuk menghasilkan produk bernilai tinggi seperti kosmetik, farmasi, dan makanan sehat
Langkah ini diharapkan mampu menjadikan Pulau Semau sebagai pusat unggulan budidaya rumput laut di Indonesia. Selain itu, kolaborasi ini juga bertujuan memperkuat ekonomi lokal sekaligus menempatkan NTT sebagai salah satu daerah dengan potensi kelautan terbesar di Indonesia.
Pelaksanaan kerja sama akan dimulai dalam waktu dekat dengan agenda awal berupa pelatihan intensif dan penelitian potensi lokasi budidaya di Pulau Semau.
Sumber: Batastimor.com