Rumput Laut, Sumber Pangan Rendah Karbon untuk Cegah Krisis Iklim

3 days ago

Rumput laut telah lama dikenal sebagai sumber daya laut yang bermanfaat untuk kesehatan dan lingkungan. Menurut riset terbaru dari Oxford Martin School, rumput laut masuk dalam kategori sumber pangan rendah karbon. 


Keistimewaan ini muncul karena kemampuan rumput laut dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya di dasar laut, menjadikannya salah satu solusi alami untuk mengurangi jejak karbon global.


Joseph Poore, peneliti utama dari Oxford Martin, menyatakan bahwa pengurangan jejak karbon dari sistem pangan global memerlukan perubahan besar, termasuk mendorong adopsi sumber pangan seperti rumput laut yang memiliki emisi rendah.


Proses penyerapan karbon ini menjadikan rumput laut tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bermanfaat dalam memerangi perubahan iklim.


Selain itu, berbagai jenis rumput laut, termasuk yang dibudidayakan di Indonesia, memiliki potensi besar untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Potensi ini semakin penting, terutama mengingat krisis iklim yang membutuhkan langkah-langkah kolektif dan terukur.


Makanan Minim Jejak Karbon

Selain rumput laut, penelitian Oxford Martin juga mengidentifikasi beberapa makanan lain yang memiliki jejak karbon rendah, seperti blueberry, seledri, kacang zaitun, dan jeruk. Bahan pangan ini tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan dengan makanan hewani atau sumber pangan dengan jejak karbon tinggi lainnya.


Mengadopsi pola makan berbasis pangan rendah karbon dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Misalnya, konsumsi rumput laut tidak memerlukan sumber daya yang besar dalam proses produksinya, berbeda dengan daging merah atau produk susu yang membutuhkan lahan, air, dan menghasilkan gas metana dalam jumlah besar.


Perubahan perilaku manusia juga menjadi kunci dalam memerangi perubahan iklim. Dengan memilih sumber pangan rendah karbon, individu dapat berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi. Langkah kecil seperti menambahkan rumput laut sebagai bahan masakan sehari-hari dapat berdampak besar jika dilakukan secara kolektif.


Asparagopsis, Rumput Laut Alternatif Pakan Ternak

Selain sebagai sumber pangan, rumput laut juga memiliki manfaat lain yang semakin diperhitungkan, terutama dalam sektor peternakan. Salah satu jenis rumput laut, Asparagopsis, telah terbukti memiliki kemampuan untuk mengurangi emisi metana yang dihasilkan oleh ternak. 


Metana, gas rumah kaca yang lebih kuat dari karbon dioksida, merupakan salah satu kontributor utama pemanasan global yang berasal dari sektor peternakan.


Penelitian menunjukkan bahwa dengan mencampurkan Asparagopsis ke dalam pakan ternak, emisi metana dari sapi dapat berkurang hingga 98%. Dampaknya tidak hanya signifikan untuk lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam inovasi pakan ternak yang lebih berkelanjutan.


Potensi besar ini menjadikan Asparagopsis sebagai alternatif yang menarik dalam industri peternakan. Selain mengurangi emisi, pemanfaatan rumput laut ini juga dapat memberikan nilai tambah bagi industri perikanan dan budidaya laut, khususnya di negara-negara seperti Indonesia yang memiliki kekayaan laut melimpah.


Dengan inovasi-inovasi ini, rumput laut tidak hanya menjadi solusi untuk menekan perubahan iklim, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.



Sumber: 
Kompas
Our Partners
Supported By