Pemanfaatan Rumput Laut untuk Pakan Fungsional Akuakultur

4 days ago

Salah satu aspek yang terus berkembang pada bidang akuakultur kini adalah meningkatkan kesehatan komoditas perikanan serta keberlanjutan budidaya. Pengembangan pakan fungsional termasuk dalam arus inovasi tersebut.


Pakan fungsional dikembangkan menjadi solusi untuk menjawab peningkatan kasus penyakit, menghilangkan penggunaan antibiotik, dan menurunnya efisiensi pakan di akuakultur.


Salah satu inovasi yang muncul adalah pemanfaatan pakan fungsional rumput laut, yang menjanjikan banyak manfaat baik untuk ikan maupun udang. 


Artikel ini akan mengulas secara detail definisi itu pakan fungsional, potensi rumput laut, serta inovasi-inovasi pakan fungsional dari rumput laut yang mulai bermunculan saat ini.


Apa Itu Pakan Fungsional Akuakultur?

Berbeda dengan pakan komersial biasa yang fokus pada kebutuhan dasar untuk pertumbuhan, pakan fungsional dirancang untuk memberikan manfaat tambahan yang mendukung kesehatan komoditas perikanan.


Pakan ini bisa mengandung imunostimulan, antioksidan, prebiotik, atau senyawa lain yang berfungsi untuk:

  • Memperkuat sistem imunitas
  • Meningkatkan fungsi pencernaan
  • Menekan stres oksidatif
  • Mendukung akuakultur berkelanjutan


Dalam konteks tren global, pakan fungsional menjadi solusi atas tantangan besar di industri budidaya perikanan seperti meningkatnya penyebaran penyakit dan menurunnya efisiensi pakan.


Pemanfaatan Rumput Laut untuk Pakan Fungsional

Sebagai bahan baku, rumput laut memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Jenis-jenis seperti Gracilaria, Ulva, dan Sargassum mengandung berbagai senyawa fungsional seperti polisakarida (fukoidan dan karagenan), asam lemak omega-3 (EPA dan DHA), vitamin (C, E, B12), serta pigmen alami seperti fucoxanthin dan fikosianin.


Tidak hanya itu, pakan fungsional rumput laut juga memberikan manfaat sebagai prebiotik alami yang memperkuat mikrobiota usus ikan dan udang.


Kandungan polifenol dan antioksidan lainnya membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat stres lingkungan. 


Berdasarkan tulisan ilmiah berjudul “Seaweed Based Nutraceutical in Aquaculture” menunjukkan bahwa dengan menambahkan 5–15% rumput laut ke dalam formulasi pakan, performa ikan bisa meningkat, baik dari sisi pertumbuhan, efisiensi pakan, maupun ketahanan terhadap penyakit.


Pada tulisan yang sama, dibahas juga mengenai pakan fungsional rumput laut untuk udang yang berpotensi mencegah serangan bakteri Vibrio. Ekstrak fukoidan dan karagenan dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan serta merangsang respons imun non-spesifik dan menimbulkan ketahanan terhadap bakteri Vibrio dan Aeromonas hydrophila.


Inovasi dan Perkembangan Terkini

Tak hanya terbatas pada akademisi, inovasi juga lahir dari sektor industri. Di Indonesia, perusahaan Living Seas Aquafeeds di Lombok berhasil mengembangkan “Shrimp Supplement” berbasis fermentasi rumput laut lokal, daun mangrove, dan mineral vulkanik. 


Produk ini hanya digunakan 3% dalam campuran pakan, namun diklaim mampu menaikkan survival rate udang sampai 15%. 


Sementara itu di Vietnam, startup Rongbient mengembangkan pendekatan yang unik: mereka menanam rumput laut Gracilaria di atas tambak udang sebagai biofilter alami untuk menyerap limbah dan meningkatkan kualitas air, lalu mengolah hasil panennya menjadi suplemen pakan. 


Penambahan 5% pakan fungsional rumput laut buatan Rongbient dalam formulasi konvensional diklaim dapat meningkatkan survival rate udang sampai 95% dan mengurangi penggunaan aditif lainnya hingga 20%. 


Kehadiran pelaku industri seperti Living Seas Aquafeeds dan Rongbient dan menunjukkan bahwa pakan fungsional rumput laut dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan profit bisnis akuakultur sekaligus menekankan aspek keberlanjutan lingkungan.


Gambar: Global Seafood Alliance


Our Partners
Supported By