Rumput laut sejak dahulu menjadi salah satu produk yang banyak dikonsumsi masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri budi daya rumput laut cukup banyak diminati, hal tersebut terlihat dari 8.000 ribu jenis rumput laut yang ada di dunia 555 diantaranya tumbuh dengan baik di perairan Indonesia.
Dalam budi daya rumput laut kerap kali para pembudi daya dihadapkan sejumlah kendala diantaranya penyakit yang belum banyak diketahui. Mengutip dari akun instagram Direktorat Perikanan budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berikut jenis-jenis penyakit yang sering menimpa rumput laut.
Penyakit ice-ice
Penyakit ini disebabkan oleh faktor lingkungan, kekurangan nutrisi pada perairan dan infeksi jenis bakteri seperti Vibrio dan Pseudomonas. Gejala yang ditimbulkannya pun beragam seperti lambatnya pertumbuhan, perubahan warna thallus menjadi pucat dan membusuk.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah penggunaan bibit unggul diperlukan, lalu melakukan desinfeksi dengan KMnO4 serta pemilihan lokasi dan waktu budi daya yang tepat
Kerak Bryozoan
Penyakit ini disebabkan karena serangan hama seperti Membranipora spp. Gejala yang ditimbulkan adalah pada batang rumput laut terlihat seperti kerak yang menempel berwarna keputihan.
Pengendaliannya bisa dengan memisahkan rumput laut yang terinfeksi serta pemilihan lokasi dan waktu budi daya yang tepat.
Bulu kucing
Penyakit ini disebabkan oleh hama yang menempel pada batang rumput laut. Epifit tersebut mengambil nutrisi dari tanaman sehingga pertumbuhannya lambat, gejala yang ditimbulkannya seperti terlihat bulu pada batang yang merupakan epifit.
Cara pengendaliannya ialah penggunaan bibit unggul, memisahkan rumput laut yang terinfeksi, memindahkan lokasi budi daya serta pemilihan lokasi dan waktu budi daya yang tepat.
Baca juga: Monitoring Budidaya Rumput Laut Terhadap Cuaca Ekstrim dan Rawan Predator
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Perikanan Sariagri. Ketepatan informasi di dalamnya di luar tanggung jawab Seaweednetwork.