Eucheuma spinosum adalah jenis rumput laut yang hidup di perairan tropis dan subtropis dan menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh pasar.
Rumput laut Eucheuma spinosum adalah rumput laut yang banyak dimanfaatkan kandungan karaginannya untuk berbagai kebutuhan industri, seperti industri pangan, kosmetik, dan farmasi.
Oleh karena itu, rumput laut Eucheuma spinosum termasuk komoditas perikanan yang punya manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Artikel ini akan mengenalkan komoditas rumput laut Eucheuma spinosum lebih dalam mengenai klasifikasi, manfaat untuk industri, dan sekilas budidayanya.
Klasifikasi & Ciri Eucheuma Spinosum
Eucheuma spinosum adalah salah satu jenis rumput laut yang termasuk golongan rumput laut merah (Rhodophyta). Berikut merupakan klasifikasi taksonominya secara lengkap.
Kingdom: Protista
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Solieracea
Genus: Eucheuma
Spesies: Eucheuma spinosum
Ciri-ciri dari Eucheuma spinosum adalah thalus yang silindris dan permukaannya thalusnya yang licin. Selain itu, ciri khas dari Eucheuma spinosum adalah duri-duri yang tumbuh berderet melingkari thalus.
Warna Eucheuma spinosum memiliki beberapa variasi spektrum, mulai dari merah keunguan hingga coklat tua.
Warna dari Eucheuma spinosum tersebut bergantung pada kedalaman dan intensitas cahaya matahari yang diterimanya.
Biasanya, rumput laut Eucheuma spinosum ini menempel pada terumbu karang atau benda keras lainnya di dasar laut. Tanaman ini membutuhkan kondisi perairan yang bersih dan memiliki arus yang moderat.
Perbedaan Rumput Laut Eucheuma spinosum dengan cottonii
Meskipun keduanya berasal dari genus yang sama, yakni Eucheuma, Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii memiliki beberapa perbedaan yang cukup mencolok.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarita et al. (2021), rumput laut ini memiliki morfologi dengan thallus bercabang-cabang yang berbentuk silindris atau pipih, dengan percabangan yang tidak beraturan dan bertekstur kasar. Ujungnya bisa runcing atau tumpul, dengan warna bervariasi antara coklat ungu hingga hijau kekuningan. Thallus dan cabangnya ditutupi oleh spina yang tidak beraturan, dengan permukaan yang licin. Secara keseluruhan, bentuk thallus dapat berkisar dari yang sederhana hingga kompleks.
Dari segi kandungan, karagenan dari Eucheuma cottonii memiliki kekuatan gel yang lebih tinggi dibandingkan dengan Eucheuma spinosum. Sementara itu, gel karaginan dari Eucheuma spinosum cenderung lembut, elastis, tidak keras, dan lebih stabil.
Manfaat Eucheuma spinosum untuk Kebutuhan Manusia
Seperti yang telah disebutkan, rumput laut Eucheuma spinosum dimanfaatkan kandungan karaginannya untuk kebutuhan berbagai lini industri.
Karaginan ini adalah polimer alami yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri pangan, kosmetik, dan farmasi. Dalam industri pangan, karaginan yang dihasilkan oleh Eucheuma spinosum sering digunakan sebagai bahan pengental dalam produk seperti es krim, keju, dan susu, serta dalam pengolahan makanan olahan lainnya. Karaginan juga membantu meningkatkan tekstur dan viskositas makanan tersebut.
Selain di bidang pangan, karaginan dari Eucheuma spinosum juga digunakan dalam industri kosmetik, seperti dalam pembuatan krim, sampo, dan lotion. Karaginan berfungsi sebagai bahan pengental dan pembentuk gel yang memberikan kelembutan dan kelembapan pada kulit.
Di dunia medis, karaginan ini digunakan sebagai bahan dalam obat-obatan untuk membantu pengobatan luka dan sebagai bahan dalam kapsul obat.
Selain itu, Eucheuma spinosum juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena permintaan global yang terus meningkat untuk produk berbasis karaginan. Hal ini memberikan peluang ekonomi bagi para pembudidaya rumput laut, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia.
Sekilas Budidaya Eucheuma spinosum
Budidaya Eucheuma spinosum umumnya dilakukan di perairan tropis dengan kedalaman yang tidak terlalu dalam dan dasar berpasir atau berlumpur. Di Indonesia, beberapa daerah yang terkenal dengan budidaya rumput laut ini antara lain Madura, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan dua metode utama, yaitu metode dasar dan metode rakit apung.
Pada metode dasar, bibit Eucheuma spinosum ditanam pada dasar laut dengan menggunakan jangkar atau batu sebagai penahan agar tetap berada di tempat. Sedangkan pada metode terapung, bibit ditanam pada jaring atau tali yang digantung di permukaan air, yang memungkinkan tanaman tumbuh dengan lebih bebas dan mendapatkan cahaya matahari yang optimal.
Kedua metode ini membutuhkan perhatian khusus terhadap kualitas air dan perawatan agar rumput laut dapat tumbuh dengan baik.
Penting untuk memastikan bahwa perairan tempat budidaya memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, pemeliharaan yang baik sangat diperlukan untuk memastikan hasil yang optimal.