Gunungkidul dikenal memiliki garis pantai sepanjang 70 km yang kaya akan hasil laut, termasuk rumput laut yang mudah ditemukan di pesisir selatan.
Pemanfaatannya selama ini banyak berfokus pada sektor kuliner, namun kini warga setempat menghadirkan inovasi baru dengan mengolahnya menjadi produk perawatan kulit.
Kelompok usaha binaan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Jala Arta di Desa Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari, mengembangkan skincare berbahan dasar rumput laut atau alga coklat. Berkat kerja sama dengan akademisi, produk lokal ini siap diperkenalkan ke pasar lebih luas.
Ketua BUMKal Jala Arta, Alfian Reza, mengungkapkan bahwa daerah pesisir selatan, khususnya di Desa Ngestirejo, memiliki sumber daya rumput laut yang melimpah.
Selama ini, warga hanya menggunakannya untuk kebutuhan pangan. Namun, pamong desa dan BUMKal melihat peluang untuk meningkatkan nilai ekonominya dengan mengolahnya menjadi produk kecantikan yang dapat menjangkau lebih banyak orang.
Ide ini akhirnya diwujudkan melalui kolaborasi dengan akademisi dari UPNV Yogyakarta, yang memberikan bimbingan dalam proses produksi skincare berbasis rumput laut.
"Anggota kelompok kami mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari ahli farmasi untuk membuat skincare berbahan rumput laut ini. Proses pembuatannya pun benar-benar dijaga kebersihannya," kata Alfian.
Dalam setiap siklus produksi yang berlangsung selama 10 hari, kelompok ini mampu menghasilkan hingga 1.000 unit produk perawatan kulit.
Produk yang dikembangkan mencakup day cream, body lotion, dan lulur, yang diberi nama "Inasea" sebagai bentuk penghormatan terhadap potensi laut yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat.
Menurut rencana, produk lokal ini mulai dipasarkan sejak Januari. Inasea menawarkan keunggulan dari bahan-bahan alami seperti rumput laut dan Aloe Vera yang sebagian besar diperoleh dari wilayah sekitar Gunungkidul.
Setelah melalui proses produksi dan serangkaian uji coba, testimoni pengguna menunjukkan bahwa produk ini mampu memberikan kelembapan, mengencangkan, serta mencerahkan kulit secara alami.
"Sudah kami uji coba dan memang hasilnya nyata. Tapi memang tidak memberikan hasil instan seperti memutihkan kulit secara cepat. Dibutuhkan waktu dan penggunaan rutin," paparnya.
Demi menjamin keamanan dan kepercayaan konsumen, Inasea telah mengantongi sertifikat dari BPOM sejak Oktober 2024. Hal ini menjadi bukti bahwa produk ini aman digunakan dan telah melalui proses uji kelayakan.
Dari segi harga, produk ini cukup terjangkau. Lulur dijual mulai Rp15.000, handbody lotion seharga Rp25.000, dan day cream dibanderol Rp30.000. Harga ini diharapkan mampu menjangkau berbagai kalangan sekaligus memperkenalkan skincare berbasis bahan alami dari daerah setempat.
Dalam proses produksinya, mayoritas tenaga kerja berasal dari warga lokal, terutama kaum perempuan. Hal ini membuka peluang kerja baru bagi masyarakat Ngestirejo serta turut meningkatkan perekonomian desa.
“Dengan produk ini, kami ingin mengangkat nama Ngestirejo di tingkat nasional, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja. Dengan kosmetik ini, kami berharap masyarakat bisa lebih percaya diri dan bangga dengan produk asli desa,” pungkasnya.