Ekspor Rumput Laut Kian Terbuka

one year ago

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Sulawesi Tenggara melakukan ekspor langsung produk rumput laut dari Baubau mengingat besarnya hasil produksi wilayah tersebut. KKP siap bersinergi dengan pemda dan pemangku kebijakan lainnya untuk mewujudkan hal tersebut.


Rumput laut menjadi komoditas primadona di perairan Baubau, Sulawesi Tenggara. Sejak Januari-Agustus 2022 terdapat frekuensi 235 kali pengiriman rumput laut dari Baubau ke berbagai daerah sebelum diekspor ke negera tujuan.


"Totalnya 3.340 ton. Tentu ini potensial dan akan sangat bagus jika bisa kita ekspor langsung (direct call) ke negara tujuan," kata Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Baubau, Yuni Irawati.


Yuni pun mengungkapkan realitas saat ini, rumput laut Baubau yang dikirim ke Tiongkok atau ke negara lain, masih dikirim ke Surabaya atau Makassar terlebih dahulu. Karenanya, dia mendorong sinergitas dengan pemerintah daerah serta para pemangku kebijakan agar bisa dilakukan ekspor langsung dari Baubau.


Artikel terkait: Perdana, Kaltara Ekspor 52,4 Ton Rumput Laut Langsung ke Vietnam


"Kita tentu berharap bisa, karena ini potensinya ada. Tapi tentu harus dengan keterlibatan dan sinergi bersama Pemda," ungkap Yuni.


Yuni menambahkan dengan ekspor langsung, Baubau nantinya bisa tercatat sebagai daerah penghasil agar-agar di Indonesia. Dari sisi BKIPM, Yuni berkomitmen mendukung kegiatan ekspor dari segi penjaminan mutu agar produk yang dilepas benar-benar berkualitas sekaligus sesuai dengan persyaratan negara penerima.


"Kami sebagai petugas quality assurance siap menyukseskan program ini jika memang bisa dilakukan. Terutama dari sisi meminimalisir penolakan ekspor dari Baubau," terang Yuni.


Lebih lanjut, sepanjang tahun 2021 lalulintas perikanan non hidup, termasuk didalamnya rumput laut dari Baubau mencapai 10.000 ton. Total nilai yang dihasilkan dari kegiatan ini mencapai Rp173 miliar.


Selain itu, komoditas rumput laut memiliki potensi pasar ekspor ke beberapa negara, seperti Jepang, China, Taiwan, Australia, Amerika Serikat, Inggris dan negara lainya. Mutu rumput laut merupakan salah satu indikator yang sangat penting bagi produk hasil pertanian untuk pasar ekspor.


Baca juga: Jadi Bahan Baku Pupuk Organik Rumput Laut Buleleng sampai ke India


Adapun mutu rumput laut dipengaruhi tiga hal penting, yaitu teknik budidaya, umur panen, dan proses pengeringan. Pengeringan sangat perlu mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik, akan tetapi bila penanganan pascapanennya kurang baik, maka akan mengurangi mutu rumput laut tersebut.


Lebih dari itu, komoditas rumput laut punya kontribusi nilai ekonomi tinggi baik untuk pertumbuhan ekonomi domestik maupun komoditas ekspor. Rumput laut merupakan satu dari komoditas unggulan ekspor di samping udang, kepiting, dan lobster. Pengembangan budidaya empat komoditas unggulan di pasar global tersebut adalah salah satu program prioritas KKP tahun 2022-2024. Untuk itu perlu peningkatan kapasitas masyarakat pembudidaya rumput laut untuk peningkatan produksi di pasar global.


Pasalnya, komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi yang ditunjukkan dengan volume ekspor tahun 2020 sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai USD279,58 juta. Produktivitas rumput laut setiap tahun terus mengalami peningkatan, terlebih untuk volume ekspor rumput laut.


Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun mengungkapkan, bahwa rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial untuk menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.


Seputar rumput laut: Investor Hong Kong Janji Dirikan Pabrik Rumput Laut di NTT Jaminkan Rp 14 Miliar


Lebih lanjut, pemerintah melalui KKP mendorong tumbuhnya industri karaginan guna substitusi impor sekaligus memasok bahan penolong industri pengguna berikutnya. Target tersebut cukup beralasan lantaran Indonesia merupakan produsen rumput laut jenis Cottonii terbesar di dunia serta produsen nomor dua untuk jenis Gracilaria.


"Kedua jenis rumput laut tersebut merupakan bahan baku industri karaginan dan agar yang dapat memberikan nilai tambah di dalam negeri," kata Trenggono.


Trenggono pun mengakui, “rumput laut berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bahkan, dia menyebut rumput laut juga memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global.”


Melihat potensi tersebut, diharapkan link and match antara hasil penelitian/pengembangan rumput laut dengan pelaku industri rumput laut guna memajukan industri rumput laut nasional.


Informasi lainnya: Diversifikasi Rumput Laut dan Garam Menjadi Soap Bar dan Bath Salt


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Neraca. Ketepatan informasi di dalamnya di luar tanggung jawab Seaweednetwork.

Our Partners
Supported By