Mayoritas praktik budidaya rumput laut di Indonesia masih menggunakan lahan di perairan laut lepas dan pesisir. Oleh karena itu, kondisi lahan perairan dan cuaca masih menjadi faktor yang signifikan mempengaruhi proses budidaya rumput laut.
Fluktuasi faktor seperti pH, suhu, salinitas, dan yang lainnya menjadi penentu utama keberhasilan panen.
Salah satu tantangan besar yang berkaitan dengan aspek tersebut adalah perubahan musim, atau biasa dikenal sebagai musim pancaroba. Masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau ini kerap menimbulkan ketidakstabilan cuaca yang berdampak langsung pada pertumbuhan dan kualitas hasil panen rumput laut.
Artikel ini akan membahas mengenai dampak pancaroba pada rumput laut, khususnya dari aspek pertumbuhan dan kualitas hasil panen.
Sekilas Musim Pancaroba
Musim pancaroba merupakan sebutan untuk periode transisi antara dua musim utama: musim hujan dan musim kemarau.
Fase ini ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, seperti hujan mendadak disertai panas terik, angin yang berubah arah, dan kadang disertai gelombang tinggi.
Musim pancaroba di Indonesia biasanya terjadi dua kali setahun: antara Maret–Mei dan September–November.
Pada masa ini, pola cuaca sulit diprediksi. Hujan bisa turun deras meski pagi cerah, dan suhu permukaan laut bisa berubah drastis dalam waktu singkat.
Fluktuasi kualitas air tersebut membuat rumput laut yang sedang dibudidayakan mengalami proses adaptasi ekstra.
Pengaruh Pancaroba pada Rumput Laut
Berikut merupakan beberapa pengaruh yang terjadi pada saat musim pancaroba.
Melemahnya Arus Laut
Salah satu pengaruh pancaroba adalah perubahan angin yang tidak menentu, yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan arus laut.
Angin yang tidak konsisten selama pancaroba menyebabkan arus laut menjadi lebih lemah. Arus laut yang melemah berpengaruh pada melambatnya pergerakan kelimpahan nutrien yang menjadi sumber nutrisi rumput laut.
Akibatnya, pertumbuhan menjadi lambat karena rumput laut kesulitan mendapatkan nutrisi penting seperti nitrogen dan fosfat.
Fluktuasi Suhu, pH, dan Salinitas
Kombinasi antara curah hujan tinggi dan suhu panas ekstrem menyebabkan kualitas air laut menjadi tidak stabil.
Suhu bisa turun drastis setelah hujan atau naik tiba-tiba saat siang terik. Salinitas dan pH juga dapat berubah karena bercampurnya air hujan dengan laut di permukaan.
Ketiga faktor ini membuat rumput laut harus beradaptasi dan mempertahankan metabolisme lebih tinggi dari biasanya. Serta, berpotensi menghambat proses fotosintesis.
Meningkatnya Hama
Arus lemah dan air yang lebih tenang memudahkan lumpur serta organisme epifit untuk menempel pada thallus rumput laut.
Selain itu, hewan seperti penyu cenderung lebih aktif selama pancaroba dan dapat merusak tanaman saat mencari makan. Situasi ini memperbesar risiko penurunan produktivitas budidaya rumput laut.
Dampak Pancaroba pada Rumput Laut
Dari pengaruh-pengaruh tersebut, dampak yang akan dirasakan oleh pembudidaya rumput laut adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan Menurun
Ketidakseimbangan suhu, arus, dan salinitas membuat metabolisme rumput laut terganggu. Proses fotosintesis menjadi tidak optimal, sehingga laju pertumbuhan harian menurun signifikan, dan bahkan bisa berada jauh di bawah standar pertumbuhan ideal.
Kualitas Hasil Panen Menurun
Kandungan karaginan dalam rumput laut dapat turun drastis selama musim pancaroba. Penelitian oleh Wangge et al. (2022) menunjukkan bahwa kadar karaginan pada musim ini hanya mencapai 13%, sementara pada musim kemarau bisa lebih dari 20%.
Meningkatkan Potensi Hama
Keadaan air yang tenang dan keruh selama pancaroba menciptakan lingkungan ideal bagi organisme pengganggu. Lumpur yang tidak terbawa arus menempel di permukaan tanaman, mengundang epifit dan predator alami seperti penyu, sehingga risiko kerusakan meningkat.
Meningkatkan Potensi Penyakit
Stres akibat perubahan suhu dan salinitas membuat rumput laut rentan terhadap penyakit seperti ice-ice, yang menyebabkan thallus menjadi rapuh dan mati. Penyakit ini sering muncul saat pancaroba, seiring lemahnya daya tahan rumput laut terhadap perubahan lingkungan ekstrem.
Memahami dampak pancaroba pada rumput laut dapat menjadi dasar bagi para pembudidaya untuk menyusun strategi, baik pemilihan lokasi ataupun alokasi waktu budidaya yang efektif.
Dengan begitu, kerugian akibat musim pancaroba dapat diminimalkan agar dapat mendapatkan profit yang optimal.
Sumber gambar: KONTAN