Eucheuma spinosum adalah salah satu komoditas rumput laut yang telah banyak dibudidayakan di pesisir Indonesia karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Rumput laut Eucheuma spinosum dikenal sebagai sumber bahan baku penting untuk industri pengolahan, terutama dalam produksi karagenan, senyawa yang digunakan secara luas dalam industri pangan sebagai pengental, pengemulsi, dan penstabil.
Selain industri pangan, manfaat Eucheuma spinosum meluas ke sektor farmasi dan kosmetik. Senyawa bioaktif seperti saponin dan flavonoid yang terkandung dalam rumput laut ini memiliki potensi sebagai bahan dasar obat antimikroba dan produk perawatan kulit.
Salah satu cara yang umum untuk membudidayakan rumput laut Eucheuma spinosum adalah dengan metode lepas dasar atau patok dasar.
Metode ini diaplikasikan dengan pemasangan patok kayu atau bambu yang ditancapkan di dasar laut, dihubungkan dengan tali bentang sebagai tempat mengikat bibit rumput laut. Posisi patok disesuaikan agar bibit terendam air saat pasang, namun tetap stabil dari gangguan arus.
Keunggulan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan kemudahan perawatan. Bibit yang terikat pada tali bentang mudah dijangkau untuk pemeliharaan, seperti membersihkan biota pengganggu atau memantau kualitas air.
Berikut merupakan tahapan untuk membudidayakan rumput laut Eucheuma spinosum dengan metode lepas dasar sesuai dengan penelitian Cokrowati et al. 2024.
Pembuatan Patok Dasar
Patok dasar adalah konstruksi utama pada metode ini yang merupakan patok kayu atau bambu yang ditancapkan di dasar perairan pasang surut. Panjang patok dibuat sekitar 50 cm. Panjang dari patok ini kemudian akan ditanamkan pada dasar laut sebesar 50-60%. Tali ris digunakan sebagai pengikat rumput laut yang diikatkan pada bagian atas patok.
Langkah selanjutnya adalah memasang patok tersebut pada lokasi budidaya. Lokasi yang cocok untuk metode budidaya ini adalah lokasi dengan substrat pasir dan karang.
Sebelum menancapkan patok, lubang dibuat terlebih dahulu menggunakan patok besi yang dipukul pada substrat. Lubang kemudian diisi menggunakan patok yang telah dibuat. Hal ini dilakukan agar tidak merusak patok yang telah dibuat karena dasar substrat yang keras.
Persiapan Bibit Rumput Laut
Setelah patok terpasang, langkah selanjutnya yaitu memilih dan menyiapkan bibit rumput laut.
Bibit rumput laut yang dipilih harus yang segar dan sehat. Ciri-ciri dari bibit rumput laut yang bagus yaitu:
- talus terlihat sehat
- berwarna asli (coklat)
- tidak ada kerusakan pada ujung talus
- tidak ada tanda penyakit
- tidak ada hama yang menempal
- tidak ada bekas serangan hama
Bibit rumput laut pilihan kemudian ditimbang dan dikumpulkan tiap 60 gram. Serumpun bibit yang telah ditimbang inilah yang kemudian akan diikat ke patok dasar.
Pengikatan rumput laut diupayakan berada pada tempat teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung, agar bibit rumput laut tidak stres.
Tali ris yang telah mengikat rumput laut tersebut kemudian diikatkan pada patok dasar yang telah tertancap. Pemasangan ini paling baik dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pemeliharaan Rumput Laut
Pemeliharaan dilakukan dengan pemantauan rumput laut secara berkala yang dilakukan selama 30 hari. Selain itu, dilakukan juga pembersihan rutin rumput laut dari biota laut yang menempel pada saat laut sedang surut.
Pemantauan kualitas air laut juga dilakukan dengan parameter berikut ini:
- Suhu: 20-30ยบ C
- pH: 7-7,9
- Oksigen: 6-7 mg/l
- Salinitas: 30-32 ppt
Pemanenan Rumput Laut
Pemanenan dilakukan pada hari ke-30 pemeliharaan dengan cara melepaskan tali ris dari tali utama yang terikat pada patok dasar. Setelah tali ris dilepas, bibit dibawa ke daratan dan dipisahkan per rumpun. Proses pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Setelah dipanen, rumput laut dijemur di pinggir pantai, baik dengan digantung di penjemuran atau disebar di atas terpal. Penjemuran dilakukan selama sekitar tiga hari di bawah sinar matahari langsung, dengan menjaga agar rumput laut tidak terkena hujan. Setelah kering, rumput laut dijual kepada pengepul.