BRIN dan PT SIWA Berkolaborasi Manfaatkan Riset Rumput Laut

5 days ago

PT. Sinergi Wana Segara (SIWA) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani Nota Kesepahaman di Gedung BJ Habibie, Jakarta. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat sektor ekonomi maritim melalui pemanfaatan riset dan inovasi di bidang rumput laut.


Direktur Strategi dan Pengembangan PT. SIWA, Rudy Wahyu Perdana, menegaskan bahwa kerja sama ini mendukung percepatan pengembangan ekonomi berbasis sumber daya laut.


"Kami sangat senang dengan kolaborasi ini karena PT. SIWA sendiri dibentuk dengan visi untuk mendukung berbagai inisiatif pemerintah dalam penguatan sektor maritim. Melalui sinergi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun ekosistem ekonomi biru yang berkelanjutan," ujar Rudy.


Rudy menyoroti potensi besar rumput laut di Indonesia. Ia menjelaskan, saat pandemi COVID-19 banyak masyarakat beralih ke budidaya rumput laut. Sebelum pandemi, luas lahan budidaya mencapai 430 hektare, namun kini hanya tersisa 36 hektare.


"Kami tidak hanya melihat angka, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk memahami kondisi masyarakat. Kami melihat sendiri bagaimana masyarakat menghadapi tantangan dalam budidaya, dari beratnya pekerjaan hingga risiko yang dihadapi sehari-hari. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ekosistem kerja yang aman dan berkelanjutan," tambah Rudy.


PT. SIWA juga berkomitmen menerapkan standar kesehatan dan keselamatan kerja dalam budidaya dan pengolahan rumput laut. Perusahaan tengah mengembangkan teknologi seperti blockchain untuk smart farming dan teknologi halal dalam pengolahan hasil laut, serta memberdayakan masyarakat pesisir.


"Kami melihat pentingnya integrasi teknologi dalam sektor maritim untuk memastikan keberlanjutan industri ini. Dengan adanya kolaborasi bersama BRIN, kami optimis dapat menghadirkan solusi inovatif dalam pengolahan dan budidaya hasil laut, termasuk melalui metode smart farming yang lebih efisien dan ramah lingkungan," ujar Rudy.


Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian, menekankan pentingnya meningkatkan nilai tambah produk maritim melalui riset dan inovasi.


"Jika kita hanya memposisikan diri sebagai supplier untuk bahan mentah, tanpa bergerak lebih jauh, maka tidak akan banyak manfaat ekonomi yang bisa kita peroleh. Oleh sebab itu, melalui riset dan inovasi, perlu dilakukan sofistikasi dan standarisasi sehingga nilai tambah bisa terlahirkan," ujar Hendrian.


Hendrian juga menyoroti bahwa Indonesia memiliki 700-900 spesies rumput laut, namun baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara ekonomi. Ia berharap kemitraan ini mempercepat penerapan riset untuk mendongkrak industri maritim berbasis inovasi.


"Kami berharap kolaborasi ini bisa menjadi realisasi dari berbagai hasil riset yang telah dikembangkan oleh pusat riset. Dengan demikian, BRIN dapat memainkan peran yang lebih strategis dalam mendorong peningkatan sektor maritim berbasis riset dan inovasi," pungkasnya.


Sumber: 

Our Partners
Supported By