Beragam Bentuk Pemanfaatan Rumput Laut di Indonesia

6 days ago

Komoditas rumput laut telah menjadi komoditas unggulan dalam sektor perikanan dan kelautan. Rumput laut memiliki permintaan yang tinggi karena dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk.


Rumput laut dapat dimanfaatkan menjadi produk konsumsi dan nonkonsumsi. Pemanfaatan rumput laut untuk konsumsi berupa rumput laut yang langsung diolah menjadi produk pangan.


Sedangkan, produk nonkonsumsi adalah bahan turunan yang akan digunakan oleh berbagai sektor industri.


Artikel ini akan membahas mengenai bentuk pemanfaatan rumput laut di Indonesia serta peluang dan potensi pengembangannya.


Pemanfaatan Rumput Laut Konsumsi

Rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai makanan, baik dengan dimakan secara langsung atau diolah secara sederhana.


Di Indonesia sendiri, rumput laut telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai olahan makanan. Salah satu jenis yang cukup populer adalah Caulerpa sp., atau yang dikenal sebagai anggur laut.


Anggur laut adalah jenis rumput yang dapat dimakan secara langsung. Selain itu, banyak di daerah di Indonesia yang memanfaatkannya menjadi berbagai bentuk olahan makanan.


Contohnya, yaitu wilayah Bali yang mengolah anggur laut menjadi berbentuk rujak dengan nama rujak bulung.


Berbagai produk makanan berbahan rumput laut juga telah banyak dikembangkan, seperti keripik dan dodol rumput laut. Hal ini terjadi karena rumput laut memang memiliki banyak nutrisi yang menyehatkan tubuh.


Pemanfaatan Rumput Laut Nonkonsumsi

Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, rumput laut juga memiliki peran penting dalam berbagai industri dalam bentuk produk hidrokoloid, yaitu karaginan, agar, dan alginat.


Karaginan

Karaginan merupakan senyawa yang banyak digunakan di sektor industri sebagai penstabil, pengental, serta pembentuk suspensi dan emulsi. Secara garis besar, karaginan dapat diekstrak dari rumput laut dengan dua cara yaitu semi-refined carrageenan dan refined carrageenan.


Adapun jenis karaginan juga digolongkan berdasarkan sumber bahan baku rumput lautnya sebagai berikut.


  1. Kappa, jenis karaginan yang dihasilkan oleh rumput laut Kappahycus alvarezii. Jenis karaginan ini umum digunakan untuk kebutuhan industri pembuatan permen dan coklat, olahan daging, olahan susu, serta pangan fungsional
  2. Iota, jenis karaginan yang dihasilkan oleh rumput laut Eucheuma spinosum. Jenis karaginan ini umum digunakan untuk kebutuhan industri pembuatan susu skim, produk perawatan tubuh, kosmetik, dan farmasi
  3. Lambda, jenis karaginan yang dihasilkan oleh rumput laut merah (Rhodophyceae), terutama dari spesies seperti Gigartina acicularis dan Gigartina pistillata. Jenis karaginan ini umum digunakan untuk kebutuhan industri pembuatan susu, saus salad dressing, dan kosmetik


Agar

Agar diperoleh dari rumput laut seperti Gracilaria dan Gelidium. Produk ini memiliki kemampuan membentuk gel yang stabil dan sering digunakan dalam industri makanan, farmasi, serta mikrobiologi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme


Alginat

Alginat diekstraksi dari rumput laut coklat seperti Sargassum dan Turbinaria. Senyawa ini digunakan sebagai pengental, penstabil, dan pembentuk gel dalam berbagai industri, termasuk makanan, farmasi, dan tekstil.


Kondisi dan Potensi di Indonesia

Sebagai salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri ini. 


Menurut data dari Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli), ekspor rumput laut dari Indonesia mayoritas masih berupa rumput laut kering dengan nilai 285 juta USD pada pertengahan November 2024.


Sedangkan, ekspor rumput laut dalam bentuk tepung karaginan dan agar masih senilai 157,3 juta USD.


Oleh karena itu, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai jual dari rumput laut mentah ke dalam bentuk produk hidrokoloid untuk diproduksi dalam negeri.


Peningkatan Nilai Jual

Pengolahan rumput laut mentah menjadi karaginan dan agar dapat meningkatkan nilai jualnya secara signifikan.


Sebagai gambaran, harga bahan baku rumput laut jenis Eucheuma sp. adalah sekitar Rp 13.500 per kilogram (kg). Jika diolah menjadi semi-refined carrageenan dengan rendemen 20%, akan dihasilkan 0,2 kg SRC dengan nilai jual Rp 120.000 per kg.


Sementara itu, jika diolah menjadi refined carrageenan dengan rendemen 15%, akan dihasilkan 0,15 kg RC dengan nilai jual Rp 180.000 per kg, atau naik dua kali lipat.


Selain meningkatkan pendapatan bagi petani rumput laut, pengolahan rumput laut dalam negeri juga dapat membuka peluang investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. 


Dengan demikian rantai pasok yang berkelanjutan, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai produsen utama rumput laut dan produk turunannya di pasar global.


Rumput laut bukan sekadar komoditas perikanan biasa, tetapi memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan dan penggerak ekonomi yang berkelanjutan. Pemanfaatannya yang luas, baik untuk konsumsi maupun nonkonsumsi, membuat rumput laut menjadi salah satu aset strategis yang dapat terus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan industri nasional.


Our Partners
Supported By