Mie telah menjadi produk pangan yang sangat diminati karena rasanya yang enak dan mudah disajikan. Mie terbuat dari tepung terigu dan diperkaya dengan nutrisi dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Saat ini, mie telah disajikan dalam beraneka macam rasa dan bentuk penyajian. Mie rumput laut menjadi salah satu pengembangan produk dari mie instan yang menyehatkan dan dapat menjadi menu pilihan diet mudah.
Rumput laut memiliki kandungan mineral esensial seperti besi, iodin, alumunium, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor, silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, trace elements, gula dan vitamin A, D, C, D, E, dan K (Billina et al. 2014).
Baca juga: Tangkap Peluang Harga Tinggi, KKP Bangun Kampung Perikanan Budidaya Rumput Laut di Takalar
Bukan hanya sebagai pengembangan produk pilihan pangan, namun inovasi ini juga membawa tujuan untuk memaksimalkan pengolahan pangan dari rumput laut sehingga dapat memberikan nilai tambah. Eucheuma cottonii dan Gracilaria sp. menjadi jenis rumput laut yang banyak digunakan sebagai bahan dasar mie rumput laut. Penambahan rumput laut dalam pembuatan mie diyakini dapat meningkatkan kekenyalan mie dan meningkatkan total kadar serat pangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Riau, rumput laut banyak mengandung zat nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, energi dan serat kasar. Pembuatan mie dengan penambahan rumput laut memiliki pengaruh terhadap nilai rupa dan rasa. Serta pengembangan teknik pengolahannya juga dapat ditingkatkan untuk menghasilkan kadar protein yang lebih tinggi dengan proses pengolahan yang sesuai dengan SNI.
Mie instan dapat dibedakan menjadi mie basah dan mie kering, dimana mie kering memiliki kadar air di bawah 10% dengan karakteristik berwarna putih, sedikit terpecah-pecah selama proses pemasakan, dan permukaan lembut (Abidin et al. 2022).
Baca juga: KKP Terus Tingkatkan Produktivitas Budidaya Rumput Laut Hingga Indonesia Timur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syarifuddin et al. 2022, pembuatan mie kering dapat dilakukan dengan rasio 30% : 70% antara rumput laut dengan terigu dan memberikan hasil yang baik untuk daya patah, kadar air dan uji organoleptik. Dalam pengolahannya rumput laut harus dicuci bersih terlebih dahulu, direndam dengan air kapur dan ditambah perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis pada rumput laut.
Mie basah adalah mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami proses perebusan dalam air mendidih, dengan kadar air sekitar 35% dan setelah direbus kadar airnyameningkat menjadi 52 % (Billina et al. 2014). Kadar air yang tinggi membuat mie basah memiliki umur simpan yang lebih singkat.
Baca juga: Meski Modal Tipis, Petani Rumput Laut di Ketapang Lamsel Mampu Raup Untung Tinggi
Hasil penelitian Billina et al. 2014 menunjukka bahwa pengolahan mie basah dengan rumput laut meningkatkan kekenyalan mie namun menghasilkan warna yang lebih pucat setelah direbus.
Mie instan rumput laut mudah ditemukan di supermarket ataupun toko makanan online yang menyediakan olahan makanan sehat dengan harga yang cukup ekonomis, seperti salah satunya adalah Brand ibumie.
Referensi
Abidin Z, Sipahutar YH, Sirait J. 2022. Pemanfaatan rumput laut (Gracilaria sp.) sebagai produk mie kering. Aurelia Journal. 4(1) : 87-96.
Billina A, Waluyo S, Suhandy D. 2014. Kajian sifat fisik mie basah dengan penambahan rumput laut. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 4(2) : 109-116.
Syariffuddin DPI, Dini I, Auliah A. 2021. Pengaruh penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) terhadap mutu (daya patah dan organoleptik) mie kering. Jurnal Chemica. 22(1) : 23-28.