Nori merupakan salah satu olahan rumput laut yang telah populer dan banyak dikonsumsi di seluruh dunia.
Lembaran tipis berwarna hijau kehitaman ini banyak digunakan sebagai campuran makanan. Dengan cita rasa gurih dan tekstur unik, nori tak hanya disukai karena kelezatannya, tetapi juga karena manfaat gizinya yang tinggi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam cara pengolahan rumput laut menjadi nori hingga cara membuatnya sendiri di rumah dengan menggunakan rumput laut lokal.
Sekilas tentang Nori
Nori adalah makanan berupa lembaran tipis yang terbuat dari rumput laut yang dihaluskan, dicetak, lalu dikeringkan.
Nori berasal dari Jepang dan tercatat sejarah konsumsinya telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu. Kini, nori telah mendunia dan dikenal masyarakat luas.
Jenis rumput laut yang umum digunakan untuk membuat nori adalah Porphyra. Pada awal sejarahnya, rumput laut ini diproses secara manual oleh masyarakat pesisir Jepang menggunakan teknik mirip pembuatan kertas.
Nori digunakan dalam berbagai jenis makanan, seperti:
• Sushi (gulungan nasi dan isian dibungkus nori)
• Onigiri (nasi kepal yang dibungkus nori)
• Sup miso (nori kering ditambahkan sebagai topping)
• Snack kering (nori yang dibumbui dan dikeringkan)
Fleksibilitas cara konsumsi serta kandungan gizinya juga yang membuat rumput laut ini mudah dikenal secara global.
Cara Pengolahan Rumput Laut Menjadi Nori
Teknik pengolahan rumput laut menjadi nori dapat dilakukan secara tradisional maupun modern. Kedua cara ini memiliki tahapan yang mirip namun berbeda dalam efisiensi dan hasil akhirnya.
Akan tetapi, secara garis besar teknik pengolahan rumput laut menjadi nori adalah sebagai berikut:
1. Pembersihan
Rumput laut segar dicuci bersih untuk menghilangkan pasir, garam, dan kotoran lain.
2. Penghalusan
Setelah bersih, rumput laut cacah kecil dan diblender
3. Pemasakan
Rumput laut kemudian dimasak hingga melunak dan berubah menjadi bubur halus. Pemasakannya menggunakan perbandingan rumput laut dan air sebanyak 1 : 10. Setelah setengah matang, cuka beras (1 sdm) diberikan dan diaduk rata.
4. Pencetakan
Bubur rumput laut dituangkan ke cetakan berbentuk persegi tipis, lalu diratakan seperti saat membuat kertas.
5. Pengeringan
Lembaran tersebut dikeringkan dengan bantuan sinar matahari hingga benar-benar kering dan mudah diangkat.
6. Pengemasan
Setelah kering, nori dikemas dalam plastik kedap udara untuk menjaga kualitas.
Untuk menjaga nori tetap awet dan mempertahankan kerenyahannya, penyimpanan yang tepat sangat penting.
Nori sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara untuk mencegah paparan kelembaban dari udara, yang bisa membuatnya lembek dan berjamur. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan jauh dari sinar matahari langsung.
Jika memungkinkan, tambahkan silica gel atau penyerap kelembaban di dalam kemasan untuk membantu menjaga kekeringan. Setelah kemasan dibuka, usahakan segera digunakan atau ditutup rapat kembali, dan hindari menyimpannya di dalam kulkas karena kondensasi udara dingin dapat merusak teksturnya.
Manfaat Mengonsumsi Nori
Berikut merupakan penjelasan gizi dan manfaat dari mengonsumsi nori.
Sumber Iodium Alami
Nori kaya akan iodium, mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid. Kekurangan iodium dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan pembesaran kelenjar tiroid (gondok).
Mengandung Vitamin A, C, dan B12
Vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan mata dan sistem imun. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan serta mempercepat penyembuhan luka, sementara vitamin B12 penting untuk produksi sel darah merah dan fungsi saraf.
Kaya Antioksidan
Senyawa antioksidan dalam nori, seperti flavonoid dan karotenoid, membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan dapat memperlambat proses penuaan.
Tinggi Serat
Nori mengandung serat larut yang baik untuk sistem pencernaan. Konsumsi serat secara rutin membantu mencegah sembelit dan menjaga kesehatan usus.
Menurunkan Kolesterol
Beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa dalam rumput laut seperti sterol dan polisakarida dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Sumber gambar: Kompasiana