Budidaya rumput laut akan berimbas pada ekonomi suatu daerah. Pasalnya rumput laut ini memiliki banyak manfaat dan peran ekonomi baik pada sisi pangan hingga kesehatan.

Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Universitas Bangka Belitung (UBB), Hartoyo Notonegoro mengatakan negara Indonesia merupakan negara maritim yang potensi sumberdaya perairan sangat besar.

Namun memang belum sepenuh dikelola bagi kemakmuran masyarakat. "Rumput laut sndiri merupakan salah satu sumberdaya perairan yang masih terus dieksplorasi dan dikembangkan," kata Hartoyo saat dikonfirmasi Bangkapos.com, Kamis (13/01/2022).

Dijelaskannya, secara umum rumput laut dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu rumput laut hijau, coklat dan merah.

Tempat tumbuh rmput laut biasa terdapat di daerah perairan yang dangkal seperti zona litoral dan sublitoral. Kondisi perairannya berpasir dengan sedikit lumpur maupun campuran keduanya.

"Bersifat benthik dan hidup sebaga fitobentos. Perkembangbiakannya dapat terjadi dengan dua cara yakni vegetatif dan generatif," jelasnya.

Rumput laut  memiliki peranan ekologis dan biologis diantaranya sebagai produsen primer dalam rantai makanan,

tempat perlindungan bagi biota laut yang berukuran kecil, habitat pengasuhan, dan yang menarik adalah sebagai penyerap karbon sehingga dapat mngurangi dampak pemanasan global.

"Selain itu memiliki peran ekonomis yaitu sebagai bahan baku industri, farmasi dan pangan. Oleh karenanya perlu adanya pemanfaatan yang optimal jika diliat dri potensi yang dihasilkan rumput laut itu," katanya.

Dia menjelaskan saat ini pengembangan rumput laut banyak dimanfaatkan dalam industri pangan maupun non pangan.

1. Bahan makanan,  rumput laut dapat diformulasikan menjadi ice cream, puding, produk coklat, minuman ringan, makanan beku, tepung roti, kerupuk, pengental sirup, produk jamu dan saus tomat.

2. Bahan industri, dapat diformulasikan menjadi pakan ternak, karet sintetis, bahan campur kertas, komponen tekstil, dan bahan cat

3. Tingkat farmasi diformulasikan menjadi shampo, pasta gigi, lotion, bahan pembuatan gigi palsu, pelembab, tablet dan krim pencukur jenggot dan kumis.

Bahkan rumput laut dapat dimanfaatkan untuk kesehatan karena mengandung polisakarida, serat, mineral, protein, lipid, asam lemak, vitamin dan polifenol.

"Misalnya dapat membantu mengatur asupan gula dalam tubuh sehingga mampu mengendalikan tubuh dari penyakit diabetes, gondok, penuaan dan penyempitan pembuluh darah.

Kualitas Rumput Laut Bangka Belitung. Perairan Bangka Belitung itu salah satu kawasan yang memiliki sumber daya rumput laut yang melimpah.

"Produksi rumput laut di wilayah perairan Bangka Belitung sendiri setau saya itu diperoleh dari sediaan alami dari alam maupun budidaya," jelas Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Universitas Bangka Belitung (UBB), Hartoyo Notonegoro.

Dia menjelaskan, dari kutipan penelitian Achmad Kadi, 2005 menyatakan produksi rumput laut di perairan Pulau Bangka mampu menghasilkan biomassa basah dari rumput laut hijau sebesar 450 g/m2, rumput laut coklat 1.660 g/m2 dan rumput laut merah 870 g/m2.

Sedangkan di Pulau Belitung, rumput laut hijau memiliki biomassa basah 260 g/m2, rumput laut coklat 2.190 g/m2 dan rumput laut merah 120 g/m2.

"Keberadaan rumput laut bernilai ekonomis di Babel menunjukan bahwa hampir di seluruh perairan paparan terumbu dapat dijadikan sebagai lahan yang ideal untuk budidaya rumput laut.

Jenis rumput laut di Pulau Bangka dan Belitung ditemukan sepanjang musim timur sampai musim barat, dengan rata-rata biomassa hasil panen mencapai 1.660-4.389 g/m," ungkapnya.

Dia menambahkan dengan kondisi tersebut, terindikasi bahwa perairan Babel merupakan perairan yang sangat sesuai untuk usaha budidaya rumput laut.

"Saya harap dimasa mendatang budidaya rumput laut lebih digalakan, sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan masyarakat setempat melalui bantuan permodalan dari pemerintah daerah dengan instansi terkait," harap Hartoyo.

Sumber: fttps://bangka.tribunnews.com/2022/01/13/rumput-laut-miliki-banyak-manfaat-dari-sisi-pangan-hingga-kesehatan-begini-penjelasan-akademisi.