Peluang Ekspor Rumput Laut ke Korea Selatan Terbuka Bagi Nunukan

a week ago

Nunukan, salah satu wilayah di Kalimantan Utara (Kaltara), kini memiliki peluang besar untuk mengekspor hasil budidaya rumput laut ke Korea Selatan melalui Tawau, Malaysia. 


Kesempatan ini muncul berkat upaya penjajakan kerja sama yang dilakukan oleh Ketua Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI) Kaltara, Didit Adiputra, dalam kunjungan kerjanya.


Menurut Didit, jalur pengiriman melalui Tawau dapat menjadi solusi logistik yang lebih cepat dan efisien. Dibandingkan pengiriman langsung dari Surabaya atau Makassar yang memakan waktu hingga empat minggu, jalur Tawau-Korea Selatan hanya membutuhkan waktu dua minggu.


“Kalau dikirim dari Tawau, hanya butuh waktu dua minggu. Sedangkan kalau dikirim dari Surabaya atau Makassar, butuh waktu hingga empat minggu. Dengan waktu pengiriman yang lebih singkat, biaya logistik juga bisa lebih rendah,” jelas Didit.


Saat ini, MPHPI Kaltara tengah mempelajari regulasi terkait pengiriman rumput laut melalui Tawau. Kapal yang biasanya membawa rumput laut dari Nunukan ke Surabaya dan Makassar diharapkan dapat dioptimalkan untuk jalur ini.


“Meski belum ada MoU resmi, peluang ini sangat strategis dan sedang kami pelajari. Jika regulasi memungkinkan, langkah ini bisa mendukung ekspor rumput laut Indonesia,” tambah Didit.


Langkah ini tidak hanya berpotensi meningkatkan efisiensi pengiriman, tetapi juga dapat mendukung ekspansi rumput laut Indonesia ke pasar internasional, khususnya Korea Selatan yang dikenal memiliki permintaan tinggi terhadap rumput laut.


Selain membuka jalur ekspor, Didit juga mengungkapkan adanya peluang kerja sama dengan Malaysia, khususnya di wilayah Semporna, Sabah. Wilayah ini sedang mengalami penurunan produksi rumput laut akibat serangan hama seperti penyu dan ikan baronang, yang merusak tanaman.


“Produksi rumput laut fresh di Semporna Sabah menurun drastis, sehingga banyak pabrik tutup. Kami ditawari untuk menjadi konsultan pengembangan budidaya rumput laut melalui MPHPI Kaltara,” ungkapnya.


Malaysia juga menunjukkan minat dalam pengembangan produk turunan rumput laut, seperti plastik ramah lingkungan berbahan dasar rumput laut. Produk ini direncanakan akan diproduksi di Tarakan, kemudian dipasarkan ke Malaysia.


“Plastik ini nantinya akan diproduksi di Tarakan, kemudian dipasarkan ke Malaysia,” jelas Didit.


Dalam kunjungan tersebut, Didit juga bertemu dengan pejabat perikanan Putrajaya serta pakar rumput laut dari University Malaya (UM). Pertemuan ini membahas berbagai isu kelautan dan perikanan, termasuk potensi kerja sama budidaya rumput laut di Semporna dan pengembangan ekspor produk turunan rumput laut ke Malaysia.


Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kedua negara, baik dari segi pengembangan sektor perikanan maupun hubungan bilateral.


“Peluang ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing rumput laut Indonesia di pasar internasional sekaligus memperkuat hubungan bilateral di sektor perikanan antara Indonesia dan Malaysia,” pungkas Didit.


Our Partners
Supported By