Di antara berbagai jenis rumput laut merah, Hypnea sp. termasuk salah satu jenis yang memiliki banyak manfaat dan potensi.
Spesies ini merupakan sumber daya hayati dengan nilai ekologis dan ekonomi tinggi. Hypnea sp. sendiri juga adalah salah satu jenis rumput laut yang dapat ditemukan di perairan Indonesia.
Artikel ini akan membahas mengenai rumput laut Hypnea sp. beserta pemanfaatan dan potensinya.
Ciri dan Klasifikasi Rumput Laut Hypnea sp.
Secara morfologis, rumput laut Hypnea sp. memiliki thallus berbentuk silindris dengan warna yang bervariasi mulai dari hijau kekuningan hingga merah kecokelatan.
Beberapa spesies menunjukkan percabangan menyerupai taji atau tanduk kecil, memberikan bentuk unik dan mudah dikenali di antara jenis alga lainnya. Permukaan tubuhnya dapat terasa kasar atau agak kenyal, bergantung pada kondisi lingkungan dan spesiesnya.
Habitat utama Hypnea sp. adalah zona intertidal hingga subtidal dangkal yang kaya cahaya, umumnya dengan substrat berupa pasir, batu, atau karang mati. Spesies ini dapat tumbuh secara epifit pada makroalga lain maupun menempel langsung pada substrat keras.
Taksonomi Hypnea sp. diklasifikasikan sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae
- Phylum: Rhodophyta
- Class: Florideophyceae
- Order: Gigartinales
- Family: Cystocloniaceae
- Genus: Hypnea
Penghasil Karaginan
Rumput laut Hypnea sp. termasuk dalam jenis rumput laut merah dengan kandungan karaginan yang tinggi.
Karaginan adalah polisakarida kompleks yang memiliki banyak kegunaan dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Dalam industri, karaginan berfungsi sebagai pengental, penstabil, dan agen pembentuk gel, yang sangat penting dalam produk seperti es krim, sosis, susu UHT, hingga pasta gigi.
Salah satu jenis yang telah banyak dibudidayakan di dunia untuk dimanfaatkan karaginannya adalah Hypnea musciformis.
Budidaya rumput laut Hypnea musciformis umumnya dilakukan di perairan dangkal dengan menggunakan metode off-bottom, seperti sistem tali panjang atau jaring bawah. Dari berbagai metode, sistem jaring bawah termasuk efektif karena mampu menghasilkan pertumbuhan lebih cepat dan biomassa lebih tinggi.
Keberhasilan budidaya tersebut tentu dipengaruhi faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, kecerahan air, dan kandungan nutrien yang terdapat di perairan.
Potensi Bahan Nori
Tak hanya sebagai penghasil karaginan, rumput laut Hypnea sp. juga memiliki komposisi nutrisi yang tinggi, seperti protein, serat, mineral, dan pigmen alami seperti fikoeritrin dan klorofil. Kombinasi nutrien ini menjadikannya bahan yang menjanjikan untuk produk makanan sehat, salah satunya nori.
Penelitian oleh Lalopua (2018) dari Universitas Pattimura menunjukkan bahwa Hypnea saidana, salah satu spesies Hypnea sp., dapat dijadikan bahan baku pembuatan nori dengan karakteristik fisik dan kimia yang bersaing.
Dalam uji coba tiga metode pembuatan, nori dari rumput laut Hypnea saidana menunjukkan kadar air rendah (sekitar 8%), kadar abu hingga 14%, dan serat kasar lebih dari 1%, menjadikannya sumber pangan yang stabil dan bergizi.
Ciri khas seperti rasa asin alami, aroma laut spesifik, serta kekuatan tarik yang cukup tinggi menjadikan nori dari rumput laut Hypnea sp. cocok sebagai camilan sehat maupun bahan pembungkus makanan seperti sushi.
Dengan kandungan gizi yang lengkap dan fleksibilitas olahan, rumput laut Hypnea sp. berpotensi besar dapat menjadi substitusi dari Porphyra yang selama ini menjadi standar bahan nori. Pemanfaatannya dalam bentuk nori juga mendukung diversifikasi produk rumput laut lokal dan meningkatkan nilai tambah hasil laut Indonesia.
Sumber Gambar: University of Hawaii