Para ilmuwan dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina tengah bekerja sama dalam penelitian untuk mengembangkan bibit rumput laut unggul yang lebih tahan perubahan iklim dan serangan penyakit. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan hasil produksi budidaya rumput laut di tengah tantangan lingkungan yang semakin berat.

Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Fahrurozi, menekankan pentingnya kualitas bibit dalam menentukan produktivitas petani rumput laut.

"Bibit unggul rumput laut sedang kami usahakan, sehingga nanti kualitas bibit yang ditanam adalah bibit yang sesuai dengan perubahan yang saat ini terjadi," ujarnya.

Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengujian ketahanan bibit terhadap peningkatan suhu air laut yang berkisar antara 2 hingga 10 derajat Celsius.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi rumput laut mengalami penurunan akibat perubahan iklim.

Selain itu, serangan penyakit seperti ice-ice turut menjadi faktor penurunan produksi yang tinggi. Penyakit ice-ice berpotensi terjadi akibat fluktuasi suhu dan salinitas pada kualitas air laut.

Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bibit rumput laut unggul yang mampu bertahan meskipun terjadi kenaikan suhu air hingga 5 derajat Celcius.

Dalam proses pengembangannya, para peneliti melakukan berbagai pengujian di laboratorium untuk memastikan bibit ini tidak hanya tahan terhadap perubahan suhu tetapi juga memiliki daya tumbuh yang optimal. 

Saat ini, pengembangan bibit masih dalam tahap laboratorium. BRIN sendiri mendapatkan dukungan pendanaan internal guna menyelesaikan proyek riset ini hingga tahap akhir. 

Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi petani rumput laut dalam menghadapi tantangan budidaya di masa depan. Jika bibit ini berhasil dikembangkan dan diterapkan secara luas, maka industri rumput laut nasional dapat semakin berkembang serta mampu bersaing di pasar global.

Sumber:
Antara News