Dua Kementerian Turun Tangan Urus Rumput Laut, Ada Apa?

one year ago

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistiyo menyebut pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki ihwal potensi rumput laut yang bisa menjadi substitusi gandum.


"Kalau pembicaraan awal sudah ya, nanti pembicaraan lebih (lanjut) lagi," kata Budi saat ditemui di Muara Baru Jakarta Utara, Kamis, (9/11/2023).


Budi menyampaikan, Indonesia mampu menghasilkan rumput laut basah sampai dengan 9 juta ton per tahun, sementara untuk ekspor dapat mencapai 4 juta ton per tahun. "Rumput laut itu sebesar 9 juta ton (per tahun) basah. Kalau ekspornya sekitar, kalau dibasahkan sekitar 4 juta ton (per tahun)," jelasnya. Adapun kebutuhan rumput laut di dalam negeri, katanya, memiliki angka yang hampir sama, yakni sekitar 4 juta ton per tahun.


Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melihat Wakatobi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai wilayah dengan potensi sektor kelautan yang sangat besar, termasuk memiliki komoditas unggulan berupa rumput laut yang bisa menjadi bagian dari program hilirisasi nasional.


"Negara kita masih mengimpor gandum cukup besar, padahal riset menyebutkan sebesar 30% gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut. Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/11/2023).


Ia menyebut, secara global industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5% dengan pendapatan menyentuh US$48 miliar atau setara Rp734,4 triliun pada 2030. Sedangkan Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86% dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia.


Meski begitu, sekitar 65% produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah atau non olahan. Padahal menurut Teten, rumput laut memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan baku industri farmasi, kecantikan, dan lainnya.


"Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM. Sehingga yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM, jangan yang besar-besar supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semuanya," ucap Teten.


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh CNBC Indonesia. Ketepatan informasi di dalamnya di luar tanggung jawab Seaweednetwork.

Our Partners
Supported By