DKP Maluku Dukung Kolaborasi Riset Rumput Laut oleh PT SAI dan BRIN

24 hrs ago

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku memberikan dukungan penuh terhadap riset kualitas rumput laut yang digagas oleh PT Selt Algae Indonesia (SAI) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).


“Kami lakukan Focus Group Discussion (FGD) yang merupakan bagian dari kerangka kerja implementasi proyek Climate Resistance Seaweed Strain (CRSS),” ujar Kepala DKP Maluku, Erawan Asikin.


Kolaborasi ini mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan fokus utama pada studi kualitas bibit rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii.


Dalam riset ini, pendekatan seleksi berjenjang (gradual selection) dikombinasikan dengan metode molekuler guna mendapatkan bibit unggul yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.


Rumput laut sendiri memiliki peran penting dalam sektor perikanan budi daya di Maluku karena kontribusinya yang besar terhadap produksi daerah. Potensi pengembangan rumput laut yang berkelanjutan dan memiliki daya saing menjadi perhatian utama dalam riset ini.


Sebagai sumber daya laut yang bernilai tinggi, rumput laut memiliki berbagai aspek menarik untuk diteliti. Dari sisi biologi, keanekaragaman jenis dan klasifikasinya memberikan wawasan baru dalam dunia penelitian. Ekologi serta habitat rumput laut juga menjadi faktor penting dalam memahami pola distribusi dan interaksinya dengan lingkungan sekitar.


Secara kimia, rumput laut mengandung beragam nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tidak hanya itu, keberadaan senyawa bioaktif seperti antioksidan dan antibakteri semakin menambah nilai lebih bagi manfaatnya di bidang kesehatan.


Dari perspektif ekonomi, budidaya rumput laut menawarkan prospek yang menjanjikan. Analisis terhadap biaya dan keuntungan menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki potensi besar sebagai sektor usaha yang menguntungkan. Selain itu, pemahaman terhadap pasar dan strategi pemasaran sangat diperlukan agar harga serta ketersediaan produk tetap kompetitif.


Dari sisi teknologi, inovasi dalam metode budidaya, pengolahan, serta pascapanen terus dikembangkan agar lebih efisien dan berdaya guna. Teknologi yang diterapkan diharapkan mampu meningkatkan mutu dan nilai tambah produk rumput laut, sekaligus menjaga kualitas serta kesegarannya lebih lama.


Potensi produksi rumput laut di Maluku cukup menjanjikan, terutama di wilayah Maluku Tenggara. Dengan luas lahan potensial mencapai 8,6 ribu hektare dan jumlah pembudidaya sekitar 2,2 ribu orang, sektor ini terus mengalami pertumbuhan positif.


Pada tahun 2023, produksi rumput laut basah di Maluku Tenggara mencapai 40 ribu ton. Untuk mendorong pertumbuhan ini, KKP juga telah memperkenalkan program modeling budidaya rumput laut guna meningkatkan hilirisasi serta menjadikan komoditas ini sebagai produk unggulan di pasar global.


“Hasil FGD ini akan menjadi dasar dalam merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengembangkan budi daya rumput laut yang berkelanjutan, seperti pengembangan teknologi budi daya yang ramah lingkungan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan pasar produk turunan rumput laut,” tambahnya.


Ia juga berharap agar riset ini dapat meningkatkan nilai tambah produk rumput laut serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.




Our Partners
Supported By