Budidaya rumput laut dengan sistem polikultur merupakan salah satu praktik akuakultur yang umum dilakukan.
Praktik ini memadukan rumput laut dengan komoditas perikanan lain dalam satu ekosistem budidaya. Meski terdengar mudah, sistem polikultur memiliki beberapa prinsip yang harus diikuti untuk mencapai keseimbangan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam definisi, konsep dasar, dan variasi komoditas dalam penerapan polikultur rumput laut.
Pengertian dan Konsep Polikultur
Polikultur adalah sistem budidaya yang menempatkan lebih dari dua komoditas perikanan dalam satu wadah budidaya. Akan tetapi, tidak semua komoditas bisa dikombinasikan.
Prinsip polikultur adalah menggabungkan komoditas akuatik yang dapat hidup berdampingan, dapat bersimbiosis, dan tidak berkompetisi dalam ruang hidup atau sumber makanan.
Berikut penjelasannya:
Tingkat trofik berbeda
Tingkat trofik merujuk pada posisi suatu organisme dalam rantai makanan, berdasarkan bagaimana ia memperoleh energi dan nutrien. Dalam sistem polikultur, perbedaan tingkat trofik sangat penting agar antarorganisme tidak saling bersaing, melainkan saling melengkapi.
Ruang hidup berbeda
Komoditas harus hidup di zona vertikal atau horizontal yang berbeda, sehingga berbagi dan tidak menimbulkan persaingan ruang.
Kebiasaan makan berbeda
Berbagai komoditas tersebut harus memiliki sumber dan kebiasaan makan yang berbeda supaya tidak terjadi persaingan.
Salah satu contoh praktik polikultur adalah rumput laut dengan bandeng.
Untuk sistem polikultur rumput laut seperti Gracilaria sp. dan ikan bandeng (Chanos chanos), ditemukan hubungan saling menguntungkan:
Karena tidak bersaing soal makan atau ruang, dan memiliki interaksi simbiosis, kombinasi ini sangat layak dikembangkan.
Variasi Komoditas Polikultur Rumput Laut
Selain bandeng dan rumput laut, kombinasi komoditas lain yang dapat dijadikan polikultur adalah:
Rumput Laut + Bandeng + Udang Windu
Kombinasi ini memadukan tiga komoditas dengan fungsi ekologi berbeda:
Rumput Laut + Bandeng + Udang Vaname
Kombinasi ini populer karena efisien dan bernilai tinggi:
Kombinasi polikultur tersebut sukses dijalankan karena kombinasi komoditas disusun berdasarkan peran ekologisnya:
Ketika ketiga elemen ini berjalan harmonis, produktivitas naik, efisiensi ruang meningkat, dan pengusaha tambak mendapatkan beberapa sumber pendapatan sekaligus.
Keuntungan Menerapkan Sistem Polikultur Rumput Laut
Sistem polikultur rumput laut menawarkan berbagai keunggulan yang membuatnya semakin banyak diterapkan oleh petambak di Indonesia:
Efisien Lahan
Memaksimalkan satu tambak untuk panen lebih dari satu komoditas, seperti rumput laut, ikan, dan udang.
Siklus Nutrien Alami
Komoditas saling mendukung—rumput laut menyerap nutrien, ikan dan udang menghasilkan limbah yang bermanfaat bagi pertumbuhan rumput laut.
Kualitas Air Lebih Baik
Rumput laut membantu menjaga kejernihan dan kadar oksigen air, menekan pertumbuhan alga berlebih.
Pendapatan Lebih Stabil
Hasil panen beragam membuat petambak lebih tahan terhadap fluktuasi harga pasar.
Hemat Biaya
Pakan dan pupuk bisa dikurangi karena ekosistem sudah saling mendukung secara alami.
Ramah Lingkungan
Minim limbah, tanpa perlu bahan kimia berlebih, mendukung budidaya berkelanjutan.
Sumber gambar: Poros Bumi