Dalam kegiatan budidaya rumput laut, tahap transportasi bibit juga harus diperhatikan. Hal diupayakan untuk menjaga kualitas bibit rumput laut yang dikirim.
Kualitas bibit yang dibawa dari satu lokasi ke tempat budidaya sangat menentukan keberhasilan panen. Bibit yang rusak atau tidak segar akan tumbuh lambat, mudah terkena penyakit, bahkan bisa gagal tumbuh. Oleh karena itu, sistem transportasi yang baik menjadi aspek krusial.
Artikel ini akan membahas berbagai cara transportasi bibit rumput laut agar kualitasnya tetap terjaga, mulai dari prinsip serta berbagai metode yang dapat diaplikasikan.
Prinsip Transportasi Bibit Rumput Laut
Transportasi bibit rumput laut harus dirancang untuk meminimalkan gangguan selama perjalanan. Gangguan ini bisa berupa suhu, dehidrasi, paparan sinar matahari, hingga benturan fisik.
Prinsip utamanya adalah menjaga bibit tetap hidup dan mempertahankan kualitasnya sehingga dapat sehat saat ditanam kembali.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
Cara Transportasi dengan Perahu
Jika lokasi pengambilan dan budidaya bibit masih berada dalam satu wilayah atau dapat dijangkau dalam waktu kurang dari 24 jam, penggunaan perahu adalah pilihan praktis dan ekonomis.
Bibit rumput laut cukup ditumpuk secara merata di lantai perahu. Namun, penting untuk tidak menumpuk bibit terlalu tinggi agar tidak saling menekan yang bisa mengakibatkan kerusakan struktur.
Setelah ditata, bibit ditutup menggunakan terpal atau jaring plastik. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari langsung.
Dalam praktiknya, cara transportasi bibit rumput laut dengan perahu lebih cocok untuk daerah pesisir atau antar pulau kecil yang berdekatan.
Cara Transportasi dengan Karung (Dry System)
Metode dry system adalah juga salah satu cara transportasi bibit rumput laut yang paling banyak digunakan di daerah kepulauan.
Teknik ini memanfaatkan kondisi lingkungan yang kering tanpa media air untuk memperlambat metabolisme bibit selama perjalanan, sehingga bibit tetap hidup dalam mode istirahat ringan.
Cara ini disadur dari hasil studi berjudul “The impact of the transportation of dry systems on the growth and carrageenan content of seaweed (Kappaphycus alvarezii) in Batu Bao Water, Kupang District, East Nusa Tenggara, Indonesia” oleh Oedjoe et al. (2020).
Berikut langkah-langkah teknisnya:
Cara Transportasi dengan Serbuk Gergaji
Penggunaan serbuk gergaji sebagai media pengangkutan merupakan salah satu inovasi efektif dalam menjaga kesegaran bibit rumput laut.
Media ini memiliki keunggulan dalam menjaga kelembapan, stabilitas suhu, serta perlindungan fisik selama perjalanan panjang. Berdasarkan penelitian, bibit yang dikemas dengan serbuk gergaji tetap segar hingga 72 jam dibandingkan media lain seperti jerami atau es batu .
Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Media dan Lama Pengangkutan terhadap Tingkat Kesegaran Bibit Rumput Laut Gracillaria Verrucosa” oleh Iswahyuddin et al. (2024).
Berikut langkah teknisnya secara runut:
Cara ini memungkinkan transportasi hingga 72 jam, namun waktu ideal adalah antara 24–48 jam untuk menjaga kualitas maksimal.
Tiga metode di atas menunjukkan bahwa tidak ada satu cara transportasi bibit rumput laut yang ideal untuk semua kondisi. Pemilihan teknik harus disesuaikan dengan jenis bibit, jarak tempuh, sarana transportasi, dan kondisi lingkungan setempat.