Batok Kelapa Gantikan Plastik Sebagai Pelampung Budidaya Rumput Laut

4 weeks ago

Dampak lingkungan aktivitas budidaya rumput laut memang tidak dapat terlepas dari limbah plastik, khususnya botol plastik yang seringkali digunakan sebagai pelampung rumput laut. Bahkan, para petani menganggap bahwa penggunaan botol plastik sebagai pelampung merupakan hal yang biasa dilakukan di daerah mereka.


Penggunaan botol plastik sebagai pelampung rumput laut memiliki beberapa dampak negatif, yaitu pencemaran lingkungan, ancaman bagi biota laut, dan ganggungan estetika. Botol plastik dapat mencemari lingkungan laut dan pantai. Plastik dapat terfragmentasi menjadi mikroplastik, yang dapat membahayakan biota laut dan manusia. Sampah plastik juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Hewan laut dapat terjerat atau termakan oleh botol plastik, yang dapat menyebabkan kematian atau cedera. Mikroplastik dapat tertelan oleh biota laut dan masuk ke dalam rantai makanan, yang dapat membahayakan manusia. Sampah botol plastik di laut dan pantai dapat merusak pemandangan dan keindahan alam.


Haris Dg Lurang salah satu petani di Desa Aeng Batu-batu, Kabupaten Takalar yang dipercayakan oleh BPBAP Kabupaten Takalar untuk mengontrol uji coba tersebut. Uji coba tersebut dilakukan di kebun bibit rumput laut hasil kultur jaringan dari BPBAP Takalar. Penggunaan batok kelapa tersebut baru berlangsung sekitar satu minggu dan petani masih mengamati daya tahan dari pelampung tersebut karena masih dalam masa uji coba pemakaian.


Peralihan dari plastik ke batok kelapa, tentu diyakini sangat ramah lingkungan dan sekaligus menjaga ekosistem laut dari kerusakan akibat limbah plastik. Namun, belum semua petani dapat menerima penggunaan batok kelapa tersebut. Mereka berpikir bahwa akan kesulitan mendapatkan jenis pelampung yang seperti itu dibandingkan dengan pelampung plastik yang selalu mereka gunakan.


Terlepas dari hal tersebut, Haris Dg Lurang berani mencoba menggunakan pelampung dari batok kelapa dan akan melihat dampak yang diberikan dan tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk ke depannya dalam pemilihan dan penggunaan pelampung untuk budidaya rumput laut.


Kesadaran dan pemahaman petani rumput laut tentang dampak negatif dari penggunaan plastik dan pentingnya menggunakan alternatif ramah lingkungan sangatlah penting. Contoh yang dilakukan oleh Haris Dg Lurang dapat menjadi inspirasi kepada para pembudidaya rumput laut, masyarakat pesisir, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjaga lingkungan dengan kearifan lokal.


 Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Jasuda. Ketepatan informasi di dalamnya di luar tanggung jawab Seaweednetwork.

Our Partners
Supported By